Monday, April 26, 2010

episode mush`ab bin uma`ir


Mendeskripsikan siapa mush`ab bin uma`ir sebenarnya amanah dari guru saya.  Sebenarnya mendadak, karena seharusnya belum giliran saya. Tapi berhubung, teman belum nyari, jd kenapa ga saya saja. Kebetulan bawa lappie, jd tinggal search aja di mbah gugel, Subhanallah banyak sekali. Memilih yang mana bakal dibacakan, hanya sekilas. Saya kira kisah yang biasa saja. Ternyata, saya tersendat bahkan tak hampir tak mampu membacakan kisah hingga usai. Terharu, terinspirasi, malu, dan merasa tak pantas. Hiks :`(. Jazakillah syuhada. Wahai Mush’ab cukuplah bagimu Ar-Rahman.

Beliau adalah sahabat yang mulia, bernama Mush’ab bin ‘Umair –semoga Allah meridhoinya-,  atau biasa dipanggil dengan Mush’ab Al-Khair, saat mudanya dan sebelum masuk Islam merupakan seorang pemuda yang ganteng, gagah dan kaya raya, selalu memakai pakaian yang mewah dan dikenal oleh masyarakat Mekkah dengan penampilannya yang selalu necis dan style, sedangkan bapak dan ibunya merupakan orang terpandang yang terkaya dari penduduk Mekkah yang kaya raya, dan keduanya sangat mencintainya, karena itu setiap keinginannya selalu dipenuhi dan permintaannya selalu dituruti.

Mush’ab mendengar apa yang telah didengar oleh penduduk Mekkah dari seruan (dakwah) Nabi Muhammad saw untuk beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan penyembahan berhala yang tidak bisa memberikan manfaat dan mudhorat, memberikan persamaan antara manusia dan menyeru untuk berbuat dengan akhlak yang mulia, hingga jiwanya pun tergerak dan batinnya bergolak ingin mengetahui lebih jauh agama yang baru didengarnya ini, hingga, tidak beberapa lama beliau segera menemui Rasulullah saw di tempat Darul Arqom bin Abi Al-Arqom dan mengiklankan diri untuk masuk Islam.

Adapun ibunya Khonnas binti Malik memiliki kewibawaan yang tinggi dan Mush’abpun sangat menghormatinya, setelah masuk Islam beliau merasa khawatir berita ini tersebar dan sampai kepada ibunya, sehingga beliau merasa perlu menyembunyikan perihal dirinya telah masuk Islam hingga datang waktu yang tepat seperti yang telah Allah tetapkan ketentuannya.

Beliau selalu datang kepada Nabi saw di dar el-arqom untuk menunaikan sholat dan mendengarkan ayat-ayat Allah, namun pada suatu hari Utsman bin Tolhah melihat dirinya sedang menunaikan sholat bersama Rasulullah saw, akhirnya diapun pergi kepada ibunya dan mengabarkan apa yang disaksikannya, maka terbanglah jiwanya hingga diri sang bunda dan kaumnya sangat marah terhadapnya, namun pemuda yang beriman dan teguh keimanannya tetap tenang berdiri dihadapan mereka sambil membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dengan harapan Allah SWT membukakan hati mereka dengannya, namun Allah SWT berkehendak lain, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menahan dan mengurung beliau serta menyiksanya, namun beliau tetap bersabar dan menganggapnya semua ini merupakan perjuangan di jalan Allah.

Suatu hari ibunya tidak memberikan kepadanya makanan dan melarang memakan makanan miliknya bagi siapa yang mengecam dan mengejek tuhan-tuhannya walaupun dia anaknya sendiri, bahkan dia mengusirnya dari rumahnya sambil berkata : “Pergilah engkau menuruti urusanmu dan jangan anggap lagi saya sebagai ibumu”. Walaupun dengan tindakan yang sedemikian keras dan kejamnya Mush’ab tetap berusaha mendekati ibunya dan berkata kepadanya : “Wahai ibuku, saya punya nasehat untuk engkau, dan atasmulah kasih sayang, maka bersaksilah bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka beliaupun menjawab dengan kemarahan :”saya bersumpah untuk tuhan-tuhan, saya tidak akan masuk ke dalam agamamu hingga saya menjadi hina dan akal saya menjadi lemah”.

Semenjak ibunya merasa putus asa untuk mengembalikan Mush’ab kepada agama yang lama, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa dilimpahkan kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya dimakan orang yang telah mengingkari berhala dan patut beroleh kutukan daripadanya, walau anak kandungnya sendiri.

Akhir pertemuan Mush’ab dengan ibunya, ketika perempuan itu hendak mencoba mengurungnya lagi sewaktu ia pulang dari Habsyi. Ia pun bersumpah dan menyatakan tekadnya untuk membunuh orang-orang suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. Karena sang ibu telah mengetahui kebulatan tekad puteranya yang telah mengambil satu keputusan, tak ada jalan lain baginya kecuali melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mush’ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula.

Saat perpisahan itu menggambarkan kepada kita kegigihan luar biasa dalam kekafiran pihak ibu, sebaliknya kebulatan tekad yang lebih besar dalam mempertahankan keimanan dari pihak anak. Ketika sang ibu mengusirnya dari rumah sambil berkata : “Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi”. Maka Mush’ab pun menghampiri ibunya sambil berkata : “Wahai bunda! Telah anakanda sampaikan nasihat kepada bunda, dan anakanda menaruh kasihan kepada bunda. Karena itu saksikanlah bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.

Dengan murka dan naik darah ibunya menyahut : “Demi bintang! sekali-kali aku takkan masuk ke dalam Agamamu itu. Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi”. Bahkan ibunya mengancam, “Aku akan mogok makan sampai mati jika kamu tak mau kembali ke agama nenek moyang.”

Bergetarkah Mush’ab? Ternyata tidak. Karena menyangkut aqidah, iapun bersumpah, “Wahai ibu, walau ibu bernyawa seribu. Dan satu persatu nyawa ibu tercabut di hadapanku, aku tetap takkan murtad dari Islam.”

Demikian Mush’ab meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dialaminya selama itu, dan memilih hidup miskin dan sengsara. Pemuda ganteng dan perlente itu, kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar.
Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan aqidah suci dan cemerlang berkat sepuhan Nur Ilahi, telah merubah dirinya menjadi seorang manusia lain, yaitu manusia yang dihormati, penuh wibawa dan disegani.

Saat Mush’ab mendengar sebagian kaum muslimin keluar melakukan hijrah ke Habsyah, beliaupun ikut melakukannya, kemudian kembali ke Mekkah bersama mereka yang kembali kesana, dan saat itupun kaumnya melihat keadaan beliau setelah kembali hingga hati mereka menjadi trenyuh dan merasa kasihan dan tidak melakukan penyiksaan kembali.
           
Dan setelah berlangsungnya bai’at pertama dan kedua, seseorang dari kaum Anshor datang kepada Nabi saw meminta untuk diutus salah seorang dari sahabat yang pandai membaca Al-Qur’an untuk mengajarkan kepada mereka tentang Al-Qur’an dan perkara agama. Maka Rasulullah saw memilih Mush’ab untuk menjadi duta pertama keluar Mekkah, dan orang yang pertama kali hijrah ke Madinah Al-Munawwaroh, dan Mush’ab pun akhirnya meninggalkan kota Mekkah untuk yang kedua kalinya mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, dan mengemban amanat da’wah kepada Allah, dan memohon pertolongan dari Allah akan ni’mat yang dikaruniakan kepadanya berupa akal yang jernih, akhlak yang mulia, hingga penduduk Madinah merasa takjub dengan kezuhudannya dan keikhlasannya sampai mereka mau masuk kepada agama Allah.

Mush’ab menyeru manusia kepada agama Allah dengan penuh hikmah dan mau’idzah hasanah (pelajaran yang baik), sehingga banyak dari para pemuka penduduk Madinah yang masuk Islam karenanya, seperti : Asid bin Khadir dan Sa’ad bin Mu’adz.

Hari-hari pun berlalu hingga berganti minggu, bulan dan tahun, dan akhirnya Rasulullah saw dan sahabatnya melakukan hijrah ke Madinah, sedangkan orang-orang suku Quraisy naik pitam hingga mereka menyiapkan bala tentara mereka untuk menyerang kaum muslimin, dan peperanganpun terjadi, pasukan muslim bertemu dengan orang-orang kafir dalam perang Badr, hingga akhirnya kaum muslimin memenangkan perang tersebut.

Kemudian datang perang Uhud dan Rasulullah saw memilih Mush’ab untuk membawa bendera seperti yang diungkapkan Ibnu Sa’ad : “Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil Al-Abdari dari bapaknya. Ia berkata : “Mush’ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Perang uhud berkecamuk dengan dahsyatnya, dan pada mulanya kaum muslimin memenangkan perang tersebut namun seketika menjadi suatu kekalahan saat para pemanah melanggar instruksi Rasulullah saw, mereka turun dari gunung dan berebut mengambil harta rampasan, hingga orang-orang musyrik berbalik menyerang kaum muslimin sehingga barisan muslimin bercerai berai, sedangkan pada saat itu para musuh berkonsentrasi ingin membunuh Rasulullah saw hingga mereka selalu mencari dan mengintai beliau, namun Mush’ab mengetahui kejadian tersebut.


Mush`ab bin umair kemudian secepat kilat beliau berteriak dan melakukan putaran dan menyerang guna mengalihkan musuh kepada rencana busuk mereka untuk membunuh Rasulullah saw, beliau masuk ke tengah-tengah barisan musuh, lalu salah seorang dari mereka, Ibnu Qumaiah namanya, menebas tangan kanannya hingga putus, kemudian Mush’ab memegang bandera dengan tangan kirinya dan ditebas lagi hingga putus, akhirnya beliau berusaha meraih bendera tersebut dengan dadanya sambil berkata : “Tidaklah Muhammad itu orang lain kecuali Utusan Allah dan telah berlalu sebelumnya para Rasul”. Mush’ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan : “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”. Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush’ab pun gugur, dan bendera jatuh.”

Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada. Dan hal itu dialaminya setelah dengan keberanian luar biasa mengarungi kancah pengorbanan dan keimanan. Pada saat itu Mush’ab berpendapat bahwa sekiranya ia gugur, tentulah jalan para pembunuh akan terbuka lebar menuju Rasulullah tanpa ada pembela yang akan mempertahankannya. Demi cintanya yang tiada terbatas kepada Rasulullah dan cemas memikirkan nasibnya nanti, ketika ia akan pergi berlalu, setiap kali pedang jatuh menerbangkan sebelah tangannya, dihiburnya dirinya dengan ucapan : “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”.

Kalimat yang kemudian dikukuhkan sebagai wahyu ini selalu diulang dan dibacanya sampai selesai, hingga akhirnya menjadi ayat Al-Qur’an yang selalu dibaca orang.

Setelah pertempuran usai, ditemukanlah jasad pahlawan ulung yang syahid itu terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang mulai kering. Dan seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan bila Rasulullah ditimpa bencana, maka disembunyikan wajahnya agar tidak melihat peristiwa yang dikhawatirkan dan ditakutinya itu. Atau mungkin juga ia merasa malu karena telah gugur sebelum hatinya tenteram beroleh kepastian akan keselamatan Rasulullah, dan sebelum ia selesai menunaikan tugasnya dalam membela dan mempertahankan Raulullah sampai berhasil.

Wahai Mush’ab cukuplah bagimu Ar-Rahman. Namamu harum semerbak dalam kehidupan 


Rasulullah bersama para shahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat terbaringnya jasad Mush’ab, bercucuranlah air mata rasulullah. Berkata Khabbah Ibnul Urrat : “Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah SAW dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikit pun juga. Di antaranya ialah Mush’ab bin Umair yang tewas di perang Uhud. Tak sehelai pun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah. 

Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka sabda Rasulullah SAW : “Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!”

Betapa pun luka pedih dan duka yang dalam menimpa Rasulullah karena gugurnya Hamzah, sang paman, yang tubuhnya dirusak sempurna oleh musuh, hingga bercucurlah air mata Nabi. Dan betapapun penuhnya medan laga dengan mayat para shahabat dan kawan-kawannya, yang masing-masing mereka baginya merupakan panji-panji ketulusan, kesucian dan cahaya. Betapa pun semua itu, tetapi Rasulullah tak melewatkan untuk berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang pertama. Rasulullah berdiri di depan Mush’ab bin Umair dengan pandangan mata bagai menyelubunginya dengan kesetiaan dan kasih sayang, dibacakannya ayat dalam Surah Al-Ahzab : 23 yang artinya : “Di antara orang-orang Mu’min terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menepati janjinya dengan Allah.”

Kemudian berujar sambil memandangi burdah yang digunakan sebagai kain untuk menutupi mush`ab bin uma`ir, seraya bersabda : “Ketika di Mekah dahulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah.”

Setelah melayangkan pandang, pandangan sayu ke arah medan serta para syuhada kawan-kawan Mush’ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru : “Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari qiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah syuhada di sisi Allah.”

Kemudian sambil berpaling ke arah shahabat yang masih hidup, sabdanya : “Hai manusia! Berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun sampai hari qiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya.”

Salam atasmu wahai Mush’ab
Salam atasmu syuhada Perang Uhud

Friday, April 9, 2010

dysmennorhea (part 1...)


Hampir 2 jam saya terkapar dengan nyeri yang terus menggila. Uterus seperti sedang teremas garang, berusaha untuk tidur dan akhirnya memang tertidur juga, karena dysmenorrhea saya obatnya cuma tidur. Alhamdulillah saat bangun nyeri sudah berkurang. dan bangganya saya tidak minum analgetik lo :). Mengurangi kebiasaan terhadap ketergantungan dengan analgetik, untuk meningkatkan ketahanan terhadap nyeri. 
Apa sih dysmenorrhea? Orang awam bilangnya nyeri saat haid. Nyeri haid dalam istilah kedokteran disebut dysmenorrhea dan dalam praktik diartikan sebagai nyeri saat haid Berdasarkan pencarian di mbah google, saya menemukan bahwa dysmenorrhea berasal dari bahasa yunani yaitu dys, yang berarti nyeri/abnormal, meno, berarti bulan, dan rrhea, berarti aliran. Pinsonneault dkk, menyatakan bahwa nyeri saat haid yang paling umum, berhubungan dengan keluhan ginekologis yang sering dialami wanita. Penatalaksanaan yang optimal tergantung pada penyakit yang mendasarinya.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala- gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat dipanggul atau merasa nyeri. sedangkan sepertiga dari wanita muda mengalami gejala yang parah. Keluhan itu sering terkait dengan penyebab absensi kerja, sekolah, ataupun aktivitas-aktivitas lain. Meskipun frekuensi dan beratnya nyeri saat haid sering terjadi, tetapi sebagian besar wanita tidak mencari perawatan medis. Contohnya saya, tapi semoga bukan apa-apa. Amin :
Pemeriksaan pada pasien dysmenorrhea harus dilakukan secara sistematis. Rasa tidak enak pada pelvik secara normal terjadi pada kebanyakan wanita dari berbagai tingkatan selama periode menstruasi, walaupun tidak terjadi pada semua wanita dan insidensinya bervariasi tergantung populasi dan kultur. Keadaan ini ditandai dengan nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung, dan nyeri yang menjalar ke paha dengan disertai mual, muntah, diare, dan nyeri kepala. Biasanya manifestasi timbul kembali secara siklik berhubungan dengan menstruasi, dimulai bersamaan dengan terjadinya perdarahan atau beberapa jam sebelumnya dan berlanjut selama periode waktu yang bervariasi pada masa menstruasi sendiri. Keadaan ini biasanya didahului oleh sindroma pramenstruasi dan tampaknya hampir selalu terjadi pada siklus ovulasi saja.
Dysmenorrhea terbagi menjadi dua yaitu primer (spasmodic) dan sekunder ((kongestif). Dysmenorrhea primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang tidak berhubungan dengan kelainan makroskopis di daerah pelvis (tidak ada penyakit pada pelvis). Sering terjadi pada tahun-tahun awal setelah menarche dan hampir 50% terjadi pada wanita postpubertas. Dysmenorrhea sekunder didefinisikan sebagai nyeri menstruasi dengan kelainan anatomi dan makroskopis pelvis, terjadi pada wanita dengan endometriosis atau PID (pelvic inflammatory disease). Kondisi ini sering ditemukan pada wanita berumur antara 30-45 tahun.
Diagnosis banding yang penting ditandai oleh terjadinya onset. Rasa nyeri saat haid tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun diduga faktor ketidakseimbangan hormon dan faktor psikologis dapat mempengaruhi rasa nyeri tersebut baik itu berupa gangguan primer maupun sekunder. Nyeri saat haid yang disebabkan gangguan primer sering kali terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Andersh pada tahun 1982 di Swedia menyatakan bahwa sekitar 72% dari 596 gadis umur 19 tahun menderita nyeri haid primer dan 15% diantaranya sangat berat sehingga memerlukan pengobatan untuk menghilangakan rasa nyeri tersebut. Nyeri haid primer biasanya timbul setelah dimulainya menstruasi pertama dan seringkali berkurang atau bahkan hilang setelah kehamilan atau melahirkan anak pertama.
Faktor resiko yang terjadinya dismennorhea dihubungkan dengan tingkat keparahan
1.      usia terlalu dini saat menarche
2.      periode menstruasi yang lama
3.      aliran menstruasi yang banyak/deras
4.      perokok
5.      adanya riwayat keluarga
Faktor lain yang juga mempengaruhi obesitas dan pengkonsumsi alkohol ( tetapi tidak pada semua kasus). Aktivitas fisik dan siklus menstruasi tidak ditemukan punya hubungan dengan nyeri menstruasi.

Patofisiologi

Etiologi dan patofisiologi dyemenorrhea tidak sepenuhnya dijelaskan.
dysmenorrhea primer

Berdasarkan evidence saat ini menyatakan bahwa patogenesis dari dysmenorrhea primer adalah prostaglandin F2 alfa (PGF2alpha), vasokonstriktor dan stimulant miometrium poten, yang disekresikan oleh endometrium. Respon terhadap inhibitor prostaglandin pada dengan dysmenorrhea menunjukkan dengan jelas bahwa dysmenorrhea dimediasi oleh prostaglandin. Evidence substansi menghubungkan dysmenorrhea dengan kontraksi uterus yang prolong dan penurunan aliran darah ke myometrium.

Peningkatan level prostaglandin ditemukan pada cairan endometrium wanita dengan dysmenorrhea dan berhubungan dengan tingkatan nyeri. Peningkatan 3 kali lipat prostaglandin endomentrial terjadi dari fase folikular samapi pada fase luteal, dan peningkatan lebih jauh lagi selama menstruasi. Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti saat terjadi penurunan jumlah progesteron pada akhir fase luteal  menghasilkan peningkatan tonus myometrial dan kontraksi uterus yang juga meningkata tajam.
Leukotrin telah diketahui sensitive terhadap serabut nyeri di uterus. Sejumlah leukotrin yang cukup signifikan telah didemonstrasikan pada endometrium wanita dengan dysmenorrhea primer  tidak respon terhadap prostaglandin antagonis. Hipotesis neural juga menjadi dasar patogenesis pada dp. Saraf nyeri tipe c distimulasi oleh metabolit anaerob yang disebabkan endometrium yang iskemik.
Dysmenorrhea primer juga dipengaruhi faktor kebiasaan dan psikologi. Meskipun factor tersebut belum secara jelas disimpulkan akan tetapi bila terjadi kegagalan treatmen medical faktor penyebab tersebut dapat dipertimbnagkan.
dysmenorrhea sekunder
Sejumlah faktor yang mempengaruhi patogenesis dysmenorrhea sekunder. Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan dysmenorrhea sekunder :
  • ·         Endometriosis
  • ·         Pelvic inflammatory disease
  • ·         Tumor dan kista ovarium
  • ·         Oklusi atau stenosis servik
  • ·         Adenomyosis
  • ·         Fibroids
  • ·         Polip uterus
  • ·         Adhesi intrauterin
  • ·         Congenital malformations (eg, bicornate uterus, subseptate uterus)
  • ·         Intrauterine contraceptive device
  • ·         Transverse vaginal septum
  • ·         Pelvic congestion syndrome
  • ·         Allen-Masters syndrome
Hampir semua proses yang mempengaruhi viscera pelvic dapat menyebabkan siklus nyeri pelvis. 

Referensi

1. Calis , Dysmenorrhea available from http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview 

2. Rahmatika I, Perbandingan dysmenorrhea pada wanita yang sudah menikah antara yang sudah pernah melahirkan dan yang belum pernah melahirkan. 2009. available from etd.eprints.ums.ac.id/6590/1/J500050050.pdf   

gambar diambil di sini


Total Pageviews