Saturday, March 26, 2016

Mengenali gejala demam berdarah

male and female mosquito
Beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan angka penderita demam berdarah di Rumah Sakit. Terutama sejak intensitas hujan yang semakin meningkat yang tidak diimbangi peningkatan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat. Nyamuk demam berdarah merupakan nyamuk yang menyenangi genangan air bersih. Maka dia bisa hidup di bak kamar mandi yang tidak ditutup, atau kaleng, botol dan sampah lain yang menjadi penampung air hujan. Nyamuk Aedes aegypti akan senang bertelur dan berbiak disana. Waktu nyamuk menggigit di pagi hari sekita 2 jam setelah matahari terbit. Yang harus diperhatikan adalah telur nyamuk aedes aegypti yang sudah diletakkan, bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai setahun. Begitu terkena air, telur akan segera menetas. Hal ini membuat kontrol nyamuk virus dengue sangat sulit.


 a life cycle of Aedes Aegypti


Gejala awal demam berdarah hampir sama dengan gejala dari penyakit infeksi lainnya, seperti demam tinggi, sakit kepala, badan pegal-pegal, mual, muntah, kadang disertai nyeri tenggorokan atau dalam beberapa kasus dengan diare. Oleh sebab itulah, orang awam bahkan tenaga kesehatan mengira hanyalah batuk pilek atau radang biasa. Gejala khas demam berdarah yaitu adanya kurva bifasik seperti pelana kuda. Suhu penderita DBD akan tinggi dan terus bertahan dari hari pertama sampai hari ke 4-5 yang berangsur perlahan turun. Ketika suhu turun disanalah hal yang patut diwaspadai. Pada hari ke 4-5 biasanya nilai trombosit akan turun di bawah angka 100rb dan terjadi peningkatan hematokrit >20%. Hematokrit menunjukkan nilai kekentalan darah. Demam "berdarah" yang dimaksud tidak hanya terjadi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, tetapi juga terjadi internal bleeding yang justru lebih membahayakan yang pada akhirnya akan jatuh ke kondisi dengue shock syndrome. Angka kematian akibat dengue fever menurut penelitian tidak lebih dari 1%, sedangkan dengue haemmoraghic fever sekitar 2-5%, dan apabila terjatuh dalam kondisi shock maka angka kematian meningkat sampai 50%. 

Pepatah mengatakan pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pencegahan demam berdarah selalu didengung-dengungkan apalagi saat terjadi KLB. Seharusnya pencegahan telah dimulai jauh sebelum dan terus berkesinambungan. Tidak hanya ketika telah terjadi musibah baru kita merasa kewaspadaan harus ditingkatkan. Beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mengcegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti :
1. Menutup wadah air yang menjadi sarana nyamuk bertelur
2. Mengganti air di bak mandi paling tidak sedikit seminggu sekali
3. Membuang air yang tergenang di pot tanaman atau air yang ada di alas tatakan gelas di dispenser
4. Membakar atau mengubur kaleng, botol atau wadah yang memungkinkan air untuk tergenang
5. Menggunakan lotion anti nyamuk
6. Fogging
7. Menggunakan vaksin DBD
source : National Environmental Agency, Singapore

Untuk vaksin ada kabar gembira, vaksin DBD telah ditemukan dan sedang diujicobakan di Meksiko. Vaksin ini dinilai efektivitasnya sampai 88%, dan penggunannya untuk usia 9-45 tahun. penggunaan yang hanya terbatas usia tertentu memang masih menjadi kelemahan. Vaksin ini diperkirakan akan masuk ke Indonesia sekitar tahun 2017. Ya semoga. Peningkatan kewaspadaan tentang pentingnya pencegahan dan pengenalan terhadap perkembangan penyakit DBD harus terus disosialisasikan di semua elemen masyarakat tetapi tetap KITA SENDIRI yang harus memulainya, baru menularkan semangat positif ke orang lain. 

sumber : emedicine, WHO, Denguevirus.net

Total Pageviews