Saturday, December 14, 2013

The world behind the window

Dear me. 

Are you sure it is the right time? Please, do assure me! Sometimes, I still don’t know what does exactly things that I am scared and anxious. But, I must deal with those kind things. Please, help me! The life-next may be quite hard even merely in my imagination. In my thought, i assume so many things will be happen and that likely will worsen. Actually, I know really clear that life isn’t easier like most people say. But, some others said, how come you say that will be hard, if you are not through on this way yet. Just kick negative thought out from your mind. Don’t thinking too much. Pray much and learn more! 


Don't you remember at the moment when you were in second grade in elementary school? How scared you were. You imagined that you would not be able to deal with difficulties that you were going through. But, in the last you were able to convince yourself that you could do that. This circumstance might be same as when you see the world through the window. Sometimes, you feel that the places that you see are the best place and better condition than yours, or while you see a worse condition, you imagine how poor they are. You just live in your perception. In reality, might be your perception doesn't match even for little things.  Hopefully, i can face all of situation that i will deal with. 
Regard, 
I, my self 

Saturday, October 19, 2013

cerita tentang biostat dan epid

Pekan ini perkuliahan memasuki blok baru dengan mata kuliah yang baru pula. Yup, epidemiology. quite similar with bio-statistics. Ouch! Ketika S1 saya tidak terlalu menyukai mata kuliah IKM. Entah karena terlalu membosankan jadi lah tidak paham. Fortunately, Dosen yang ngajar di Seameo-Recfon keren luar biasa. Memahamkan ilmu biar menjadi setara s2 dengan basic saya yang begitu rapuh  sungguh luar biasa. Ada Miss Linda yang super jenius, Pak Iwan yang membuat biostat  dengan membuat banyak contoh sehingga lebih mudah dicerna, dan asisten course yang super sabar. Outstanding performance deh mereka pokoknya. Dari awal yang bahkan harus googling dulu saat menemukan anova, ancova atau CI atau logistic (dan tetap om gugel tetap tidak membantu pemahaman) saat critical review journal, sekarang menjadi sedikit lebih tahu. Sebenarnya ini cukup lebih baik karena pengantar kuliah kita yang menggunakan bahasa inggris, bahkan untuk bio-statistics. Tau dong gimana? Dengan bahasa ibu sendiri saja masih kelimpungan, apalagi dengan bahasa asing. Menjadi sangat bersyukur karena memang basic saya sungguh luar biasa sangat nihil dibandingkan teman-teman seangkatan yang fresh-graduated (hehe, ngeles) dan terbiasa membuat karya ilmiah atau terlibat penelitian.

Lain bio-statistics lain pula epidemiology. Pertama kuliah kita sudah kedatangan prof. lye dari Universitas Putra Malaysia. Setiap tahun beliau memang diundang untuk mengajar basic epidemiology selama satu pekan. Beliau juga tidak kalah kerennya. Ada satu pesan yang saya ingat dari Prof Lye, tentang intellectual honestly. Tentang bagaimana sebuah study yang tidak melaporkan berbagai kelemahan sehingga tampak benar, atau mengutak-atik data sehingga yang tampak bukan true effect. Prof Lye said, doesn't matter with mistaken, but don't repeatedly again. and He also said, i am still learning now, i learn a lot from my post-graduated student. So don't be shy in learning, that's no related with whatever grade you are in. 


Thanks for Miss Linda, Pak Iwan, Mrs Ade, Mr Aria, Mrs Lina dan Prof Lye. Semoga nilai ujian kami semua bagus, aamiin. :)

dua puluh delapan

Kemarin menjadi terlewat begitu saja. Jumat penting, tepat mengulang hari yang sama di dua puluh delapan tahun yang silam. time flies so fast,that past seems like if it was just a dream. Jam 3 subuh memulai perjanjian menjadi hamba Allah di muka bumi. Berniat bangun dengan jam yang bertepatan dengan dua puluh delapan tahun yang lalu, tetapi ternyata aktivitas beberapa hari yang begitu melelahkan membuat tidur menjadi terlalu nyenyak dan sepanjang hari jumat sampai malam seperti memeluk erat kampus, malam baru kembali saat jam menunjukkan angka setengah sebelas malam. 

Bertambah usia, makin tua, makin berkurang kesempatan untuk menjadi lebih baik, makin berkurang waktu untuk membaktikan diri kepada Allah. Semoga di sisi lain, makin bisa mematangkan pola berpikir, harus bisa menjadi Hamba Allah yang lebih baik. Semoga bisa mengoptimalkan usia yang masih tersisa. Begitu banyak keinginan di dunia yang belum dicapai. Semoga pula, keinginan di dunia itu bisa mengantarkan kemudahan meraih jalan bahagia di akhirat. aamiin.

Setua ini sudah melakukan apa saja?? Sudah menberi apa saja buat sesama??

Gelukkig Nieuwjaar!
*depok, senja selepas hujan di 19 Oktober 2013 sambil mendengarkan senandung selamat ulang tahun dee-

Friday, September 6, 2013

a motivation loading

Imam syafei pernah mengatakan, jika kalian tidak tahan dengan lelah nya belajar maka bersiaplah menerima pahitnya kebodohan. Kurang lebih seperti itu redaksinya. Itu sebenarnya pengingat sejati di kala jenuh dan mulai kehilangan semangat menjalani perkuliahan kali ini. Semangat selalu naik turun. Banyak hal yang bisa dijadikan eskalator untuk menaikan kembali motivasi ke tataran seharusnya. Hidup tidak selalu datar. Kapan akan naik tingkat bila tidak ada tantangan.

Jadi ingat pesan ketua Iluni Fk Ui, saat beliau sambutan di acara pisah sambut mahasiwa magister. Beliau mengutip dari ki hadjar dewantara, jadikan semua orang sebagai guru, ambil semua ilmu yang bisa dipelajari. Dan jadikan semua tempat sebagai sekolah.

Stay foolish. Stay hunger.

Friday, June 14, 2013

Kisah saya dan dia

buku saya muncul lagi

Saya mulai menyukai membaca sejak kelas 3 Sd. Saat benar-benar lancar membaca. Dulu semuanya saya baca, dari koran yang dijadikan bungkus sayuran sampai beberapa buku tua milik kakek saya. Buku yang pertama sangat berkesan adalah buku tentang penemu radium. Marie curie. Waktu itu tidak sengaja menemukannya saat iseng membongkar tumpukan rongsokan di rumah nenek. Bukunya sangat tipis, kalau tidak salah bahkan tidak sampai 30 halaman. Beberapa buku tua kakek juga dibaca, yang paling berkesan tentang kisah 30 nabi dan rasul. Buku tersebut masih dijilid dengan benang, dan karena lamanya halamannya telah tercerai berai. Entah cetakan tahun berapa. Karena minimnya buku bacaan saat itu, saya sangat sering mengulang membacanya. Dulu perpustakaan sekolah kondisinya sangat memprihatinkan. Saya bahkan baru mengenal perpustakaan setelah kelas 4 sd. Ruangnya kecil, lembab, susunan buku tak beraturan, berdebu. Maka jadilah, hampir tidak ada anak yang berkunjung ke sana. Walaupun sempat dipindah ke ruangan yang lebih besar tetapi karena sosialisasi yang kurang, tetap saja sepi pengunjung. Pernah suatu hari seolah kedatangan bantuan buku, yang entah kenapa tidak dipindahkan ke perpustakaan. Saya dan teman-teman mengetahui itu saat bertugas menyiram tanaman saat libur sekolah. Jadi bisa masuk ruang kantor guru sepuasnya. Dan meminjam buku tersebut tanpa sepengetahuan guru, dengan harapan hal ini tidak ketahuan. Buku-buku itu sangat menarik, seingat saya buku dongeng dengan gambar yang menarik,kertas yang tebal dan berwarna-warni.
  
Ketika di Smp, perpustakaannya jauh lebih baik. Ruangannya luas, berjendela banyak,bersih dan terlalu tenang. Yaa, tentu saja terlalu tenang karena memang sedikit peminat. Di perpustakaan ini saya menemukan buku biografi Bapak Sudarmono (wapres Indonesia sebelum pak Tri Sutrisno), Kisah cinta Inggit dan bung Karno (yang membuat saya tahu kalau ibu Fatmawati bukan istri pertama beliau, tahu kalau ada penyakit tidur karena lalat tse-se, dll), buku Bung Tomo suamiku yang ditulis istrinya (membaca kisah romantisme mereka yang luar biasa), kisah epos Mahabrata, novel salah asuhan, novel-novel NH. Dhini. Rata-rata bacaan favorit saya memang yang bergenre fiksi atau cerita biografi. Saat Smp juga saya baru mengenal majalah Bobo (hehe,telat ya?). Majalah Bobo yang saya beli bukanlah terbitan terbaru, tetapi berupa bundel. Kadang digabung dengan majalah anak (agama) nasrani. Saat itu uga tidak bisa dicek karena dibungkus rapat sama yang jual. Sebenarnya saat itu tidak jadi masalah, karena saat itu saya sudah lumayan paham, untuk bagian yang full nasehat berdasarkan bible tidak saya baca. Cuma membaca cerpen atau cerbung, walaupun kadang tetap memasukkan inti ajaran agama nasrani.   

Pada tahun pertama Sma, seingat saya tidak ada perpustakaan. Karena sekolah kami baru tahun pertama, dan bangunan pun bekas sekolah lain. Untungnya saya sudah pindah di kota kabupaten yang ada Taman bacaan dan ada dekat toko buku. Taman bacaan stasiun, karena lokasinya dekat stasiun. Dari sanalah setiap 2 hari kadang pernah sehari sekali saya berunjung, dan meminjam buku sebanyak yang diperbolehkan atau terkadang meminjam kartu teman saya. Kadang memakai uang saya, kadang teman saya. Pernah kita terpaksa pulang jalan kaki karena seluruh uang telah terpakai untuk menyewa komik atau novel, padahal jaraknya lumayan jauh mungkin 2-3 km. haha, tidak apa yang penting bisa baca sepuasnya. Bacaan majalah juga berganti menjadi Aneka yess dan Anita. Lebih menyukai Anita karena banyak cerpennya. Sempat beberapa kali membuat cerpen sendiri tetapi tidak selesai. Sempat berlangganan Aneka yess, akan tetapi saat mengenal Annida sudah jarang baca Aneka atau Anita. Akhirnya saya ingat kenapa jatah bulanan saya cepat sekali habis, bahkan pernah hampir satu pekan cuma makan nasi sayur karena tidak punya uang lagi. Uangnya habis untuk sewa buku, dan langganan majalah.  


Saat kuliah, kemampuan membaca beberapa buku dalam sebulan musnah. Diganti diktat tebal dan juga tidak secepat dan semudah menghabiskannya seperti saat baca novel atau komik. Buku kedokteran yg rumit, banyak istilah baru, tetapi tetap menarik. Kalau sekarang alhamdulillah bacaan sudah semakin beragam. Tidak melulu novel, tetapi juga buku psikologi,motivasi, novel sastra, kumpulan puisi, buku kedokteran tetap karena menunjang untuk profesi yang dijalani saat ini, dan buku agama. Sekarang sudah jarang sekali baca komik, kalaupun baca yang online.   

O iya, saya jadi ingat komentar teman saya di fb. Dia bilang sebenarnya bukan kita yang memilih buku untuk dibaca tetapi buku itu memilih kita. Sepakat dengannya, alasan dia bahwa begitu seringnya dia menemukan "buku-buku ajaib" di bagian yang tidak pernah dilirik orang. Jadi ingat perjumpaan pertama saya dengan buku sang pemimpi Andrea Hirata, buku yang sebenarnya tidak sengaja dibaca di kos-an teman. Karena tertarik dengan diksi dan jalan cerita berlanjut dengan meminjamnya. Teman saya baru baca sebentar, dia membelinya di Pangkal pinang. Dan sang pemimpi pula yang menuntun saya ke Laskar pelangi, yang waktu itu belum seterkenal beberapa bulan kemudian. Saya menemukannya di tumpukan buku lama, di bagian yang tidak menarik perhatian. Walaupun bukan cetakan pertama, tetapi saya cukup bangga saat cerita ke teman kalau saya sudah baca sebelum booming. :D



Tuesday, April 30, 2013

Influenza oh influenza

Akhirnya setelah beberapa hari menjadi makhluk sok sibuk, tubuh berontak lagi. Hanya berselang 2 bulan dari serangan salmonella, entah influenza virus kolaborasi dengan streptococcus atau malah salmonella bangkit kembali. Berawal adik yang terserang pilek, tinggal satu kamar dengan ventilasi minimalis ditambah cuaca depok yang begitu menyengat jadilah virus bertebaran di dalam kamar dengan penyebaran melalui baling-baling kipas angin tua dan akhirnya berhasil menginvasi setelah beberapa hari.

Welcome back, again. Ini flu pertama di tahun 2013. Setelah hampir 6 bulan tanpa flu berhasil dilewati di Kalimantan. Walaupun debu berterbangan bebas di jalan tanah, tetapi ribuan pepohonan hijau cukup menjadi penyegar dan peningkat imun tubuh. Sebenarnya tidak menjadi masalah kalau flu hanya sekadar singgah. Biasanya flu kalau sudah mampir, betah berhari-hari. Aktivitas menjadi benar-benar tidak menyenangkan. Belum harus menghabiskan lembaran tissue, yang selama ini agak dihindari penggunaannya. Tetapi apa daya.

Semoga flu yang sudah berlangsung tiga hari segera go away. Dan memang benar cuma flu saja.  Serta bisa membantu menggugurkan dosa-dosa. Aamiin

Friday, March 15, 2013

Upin-Ipin dan sepotong ingatan tentang masa kecil

Tadi pagi sebelum berangkat kerja, saya menyempatkan diri menonton kartun upin-ipin. Menarik sekali karya animasi negeri tetangga itu. Begitu banyak pelajaran penting, natural dan original melayu serta sangat layak untuk anak-anak, bahkan dewasa pun. Setidaknya masih jauh lebih baik daripada sinetron (yang mungkin ditujukan untuk anak) tetapi alur cerita sangat tidak jelas juntrungannya. Dan penggarapan efek yang sangat tidak halus, terkesan asal jadi. Walaupun tidak semuanya.

Ah sudahlah, saya tidak ingin membahas lebih jauh dan karena memang saya tidak begitu paham dunia perfilman atau persinetronan. Opini diatas murni suara awam yang sangat sedih melihat tontonan di televisi yang semakin mengkhawatirkan :( Apalagi menurut hasil gugling, hampir sebagian besar anak-anak menghabiskan waktu di depan televisi. Bagaimana lah karakter yang akan terbentuk bila acara tv yang dilihat sebagian besar mengajarkan contoh yang tidak baik yang baik, kisah percintaan yang harusnya tidak pantas dipertontonkan, berita korupsi yang hampir tiap hari muncul. Dan tidak ada orang tua yang menemani tatkala menonton, jadi saat anak kebingungan maka tidak ada yang bisa menjelaskan.
gambar dari sini


Di awal tulisan sebenarnya saya ingin menceritakan kisah Upin-Ipin yang bermain buah (biji) karet, lalu membantu oppa mengumpulkan karet yang telah mengering hasil sadapan. Saya masih ingat waktu kecil saat berziarah ke makam nenek, sepupu saya mengambil buah karet yang ada di sekitar makam. Lalu dia berkata ini bisa dijadikan mainan La sambil memperagakan cara memainkannya. Persis seperti yang dilakukan upin-ipin. Walaupun sampai sebesar ini saya lupa kapan terakhir memainkannya. Yang akhirnya saya menyimpulkan bahwa itu salah satu permainan anak melayu. Dari hal ini saya sedikit bijak menilai kenapa Indonesia dan Malaysia seringkali saling klaim tentang beberapa budaya yang diyakini merupakan asli dari Indonesia atau Malaysia. Ya,mungkin karena sesama berasal  rumpun melayu.

gambar diambil dari sini
Ketika kecil, saya ingat ada acara di tvri yang sangat edukatif. Arena Kami kalau tidak salah. Saya tidak begitu ingat, padahal tiap minggu saya selalu duduk manis depan tv setelah mencuci pakaian dahulu pastinya. yang paling ditunggu segmen diakhir, dimana akan ada beberapa profil anak dari berbagai daerah lengkap dengan foto dan alamat. Yups, rublik sahabat pena. berpacu dengan waktu mencatat alamat yang akan dikirimi surat. Dan sangat bahagia sekali saat surat berbalas. Dan pak pos menjadi salah satu idola ketika itu, kalau sudah melihat motor orange melintas di depan sekolah atau tidak sengaja berpapasan di jalan raya, pasti sudah membayangkan ada beberapa surat dari sabat saya yang datang. Sayang sekali, saat ini sudah sangat jarang. Era komunikasi seluler melibasnya. Padahal, banyak manfaat dari kegiatan korespondensi. Belajar menulis, menambah teman, memperluas wawasan, dll. Berharap di sekolah selain belajar tentang bab surat, bisa mewajibkan (mungkin) biar anak-anak juga bisa berkirim surat melalui kantor pos. 

*jadi pengen menulis pengalaman lebih panjang tentang sahabat pena. 

Sunday, February 17, 2013

Borneo di Penghujung Malam


Mungkin kelak saya akan merindukan semua hal di sini. Entahlah. Atau menjadi lupa. Tetapi satu hal, saya tidak pernah menyesal berada di sini. Siapa bilang pilihan dengan pertimbangan matang memiliki risiko minimal, pun sebaliknya. Tetapi yang menjadi pelajaran bahwa, mungkin jangan terlalu berpikir positif sampai mengabaikan hal-hal yang sebenarnya bisa saja terjadi. Kun fayakun bukan! Asal juga jangan terlalu khawatir dan cemas. Itu akan membuatmu susah bergerak. Terkungkung dalam tempurung yang kamu buat sendiri. 

Begitu banyak hal yang menguras emosi dan menempa mental di sini. Dan berkali- kali berhasil membuat mental itu, mental sana sini. Berdarah, berlumur lumpur, hingga berurai air mata. Haha. Cuma satu hal yang perlu diingat, seberat apapun itu, mau berdarah-darah, bernanah, bahkan mungkin sekarat meregang nyawa asal tidak mati dalam keadaan menyerah. 

Siapa bilang semua orang akan menerima kehadiranmu dengan tangan terbuka. Apalagi waktu yang sekadar 6 bulan bahkaan mungkin tak sampai, kau bisa merebut hati banyak orang. Ingat saja ayat yang sering kau ulang2 tiap jumat itu, bahwa kebaikan akan selalu berbalas kebaikan pula. Dan di beberapa ayat berikutnya nabi khidir pun mengajarkan tentang kesabaran. "Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan cukup tentang itu?" (QS 18:68) 

Belajar sabar tentang banyak hal. Tentang kenapa putaran jarum jam pelan sekali menuju desember, tentang kenapa orang-orang susah sekali mengerti pdhl telah dijelaskna berkali-kali, tentang kenapa sinyal dimana-mana itu suka menghilang pada saat dibutuhkan, tentang kenapa jalan ke kota kabuapten begitu memanjang bahkan hampir setengah rotasi bulan saat harus mengantar pasien untuk dirujuk. Mungkin juga tidak perlu banyak pertanyaan. 

jadi ingat kata-kata yg sering diucapkan pas koass dulu, ingin punya hati seluas lapangan bola. Atau mungkin sekarang lebih luas lagi. 

*posting-an di facebook tengah malam di rimba Borneo Monday, October 29, 2012 at 11:51pm

Saturday, February 16, 2013

nulis lagi

gambar dari sini

Tahun 2012 benar-benar menjadi tahun yang tidak produktif dalam penge-post-an di sini. Hanya dua atau jangan-jangan cuma 1. wuahhh :( Menjadi pemalas itu memalukan! Ayo semangat La. Kata bunda Tatty Elmir menulis itu menyalakan hidup.
gambar dari sini


Ayo banyakin baca La. Harus bisa baca 3-4 buku dalam 1 bulan. Ambil ilmu sebanyak-banyak yang bisa ditampung. Anugerah Allah begitu sayang untuk disia-siakan. Biar menjadi manusia yang lebih bermanfaat lagi. G A N B A T T E !! dan satu lagi pencapaian yang diidamkan sejak lama itu harus bisa tercapai dalam waktu dekat. Cuma 10 lembar juga. Biar bisa nambah dan nambah terus, dan selesai. Bismillah!

Total Pageviews