Sunday, July 10, 2011

menyederhanakan mimpi

Beberapa hari ini berpikir banyak tentang apa yang akan saya jalani mendatang. Terkadang kepenasaran dengan rahasia Allah membuat otak sok mengira-ira. Hah, padahal sebenarnya malah membuat jadi sedikit stres alias kepikiran. hihi :p



Baiklah kali ini hanya ingin menulis tentang hal yang sangat menjadi pikiran dan dibayangkan beberapa hari belakangan ini.. Mungkin banyaknya invitation di fb juga menjadi salah satu faktor pencetus. berikut sms teman-teman yang manyiratkan hal yang sama bahkan kadang secara sarkastik juga ikut menanyakan hal yang sama pula. Dan tak terkecuali ibu. Waduh! tetapi sedang tidak ingin membahas masalah itu lebih lanjut. Kalau jadi ikut-ikutan (mungkin), takut nantinya sesuatu yang semula saya niatkan untuk beribadah (dan saya sangat menyakini itu) menjadi tersamar bahkan mungkin terlupa. Saya sangat meyakini bahkan jodoh yang Allah kirimkan tidaak akan pernah salah alamat apalagi tidak tepat waktu. Bukankah Allah Maha penggenggam janji. kata ustadz banyak-banyak istigfar dan berdoa.

Sekarang ingin menuliskan tentang keinginan nanti setelah menikah. Ingin punya rumah sederhana yang punya halaman yang luas. bisa punya tanaman sayur, taman kecil, ada pohon mangga, jambu, rambutan dan alpukat. di belakang rumah juga ada halaman untuk membuat kolam ikan. dari dulu sering berkhayal di belakang rumah ada kolam ikan, yang saban sore bisa dinikmati untuk dipancing atau sekadar memandang gemericik airnya saja. haha , episode melow :D

Ingin punya klinik kecil, khusus untuk masyarakat tidak mampu saja. Kliniknya buka 24 jam (tapi yang malam-malam khusus sekali untuk pasien EMERGENCY dan benar-benar emergency). Dan gratis. Punya program kesehatan yang bisa bermanfaat dan benar-benar dijalankan di lingkungan tempat tinggal saya nanti. tempat sampah yang terpadu, sarana cuci tangan yang baik, pendidikan kesehatan untuk semua warga. (haha, saya sudah seperti kepala puskesmas saja). Tidak perlu tinggal di gemerlap ibukota yang lengkap dengan mall, dan lampu yang kadang berlebihan. Cukup tinggal di pedesaan yang warganya rajin ke masjid saat azan berkumandang, tiap sore TPA ramai dengan bocah yang belajar mengaji, ibu-ibu yang tidak bersibuk ria menggosip, dan bapak-bapak yang tidak bermalas-malas ngobrol ngalu ngidul di kedai kopi. Apakah mungkin ini negeri impian? saya pikir tidak. O iya, Kelak di depan rumah kami, saya akan mendirikan sebuah perpustakaan yang buku-bukunya berkualitas dan bisa memotivasi anak-anak dan warga yang lain.

Dan tulisan saya semakin tidak fokus, sudah mulai mengantuk. Ini episode mimpi saya yang lain. Selain ingin sekolah setinggi-tingginya, punya lapangan kerja sebanyak-banyaknya sehingga bisa berkontribusi nyata ikut membantu menyejahterakan sesama.

*gambar dari sini

Total Pageviews