Mungkin kelak saya akan merindukan semua hal di sini. Entahlah.
Atau menjadi lupa. Tetapi satu hal, saya tidak pernah menyesal berada di
sini. Siapa bilang pilihan dengan pertimbangan matang memiliki risiko
minimal, pun sebaliknya. Tetapi yang menjadi pelajaran bahwa, mungkin
jangan terlalu berpikir positif sampai mengabaikan hal-hal yang
sebenarnya bisa saja terjadi. Kun fayakun bukan! Asal juga jangan
terlalu khawatir dan cemas. Itu akan membuatmu susah bergerak.
Terkungkung dalam tempurung yang kamu buat sendiri.
Begitu banyak hal yang menguras emosi dan menempa mental di sini.
Dan berkali- kali berhasil membuat mental itu, mental sana sini.
Berdarah, berlumur lumpur, hingga berurai air mata. Haha. Cuma satu hal
yang perlu diingat, seberat apapun itu, mau berdarah-darah, bernanah,
bahkan mungkin sekarat meregang nyawa asal tidak mati dalam keadaan
menyerah.
Siapa bilang semua orang akan menerima kehadiranmu dengan tangan
terbuka. Apalagi waktu yang sekadar 6 bulan bahkaan mungkin tak sampai,
kau bisa merebut hati banyak orang. Ingat saja ayat yang sering kau
ulang2 tiap jumat itu, bahwa kebaikan akan selalu berbalas kebaikan
pula. Dan di beberapa ayat berikutnya nabi khidir pun mengajarkan
tentang kesabaran. "Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas
sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan cukup tentang itu?"
(QS 18:68)
Belajar sabar tentang banyak hal. Tentang kenapa putaran jarum jam
pelan sekali menuju desember, tentang kenapa orang-orang susah sekali
mengerti pdhl telah dijelaskna berkali-kali, tentang kenapa sinyal
dimana-mana itu suka menghilang pada saat dibutuhkan, tentang kenapa
jalan ke kota kabuapten begitu memanjang bahkan hampir setengah rotasi
bulan saat harus mengantar pasien untuk dirujuk. Mungkin juga tidak
perlu banyak pertanyaan.
jadi ingat kata-kata yg sering diucapkan pas koass dulu, ingin
punya hati seluas lapangan bola. Atau mungkin sekarang lebih luas lagi.
*posting-an di facebook tengah malam di rimba Borneo Monday, October 29, 2012 at 11:51pm